Inovasi Kertas Bekas Untuk Sarana Belajar dan Upaya Menjaga Lingkungan
A. Latar Belakang
Sampah adalah masalah yang tak pernah berakhir, karena selama manusia ada, produksi sampah akan terus berlangsung. Seiring dengan pertumbuhan populasi, jumlah sampah pun meningkat, mengikuti laju pertumbuhan penduduk. Sampah sering dianggap sebagai gangguan yang merusak pemandangan dan berdampak negatif pada kesehatan, baik dalam bentuk limbah padat maupun cair.
Agar sampah tidak menjadi masalah, perlu pengenalan dan pengklasifikasian berbagai jenis sampah di sekitar lingkungan. Dengan demikian, dapat diketahui sampah mana yang masih dapat dimanfaatkan atau didaur ulang, dan sampah mana yang tidak bisa digunakan lagi. Pengelolaan sampah yang baik akan menjadikan sampah bukan hanya sebagai masalah, melainkan juga sesuatu yang bermanfaat, bahkan bisa menghasilkan uang serta menjaga lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Melalui gaya hidup ramah lingkungan yang dikenal dengan prinsip 3R — Reduce (mengurangi kebutuhan sampah), Reuse (menggunakan kembali sampah yang ada), dan Recycle (mendaur ulang sampah) — masyarakat dapat membantu mengurangi dampak negatif sampah.
Kertas adalah salah satu jenis sampah yang paling banyak ditemukan di lingkungan sekolah dan sekitar peserta didik. Kertas sering berserakan di kelas, halaman sekolah, dan kantor guru, baik akibat kesalahan penulisan atau ketikan, hingga sering kali dibuang sembarangan. Saat tahun ajaran baru, hampir seluruh siswa membeli buku tulis baru, sementara buku tulis lama seringkali diabaikan atau bahkan dibuang begitu saja, sehingga menambah limbah kertas. Kertas-kertas ini, bila tidak diolah, bisa menjadi sarang nyamuk atau mencemari lingkungan, meskipun sebenarnya kertas bisa terurai, meski membutuhkan waktu yang lama.
Penumpukan kertas di rumah atau sekolah menjadi limbah yang harus dikelola dengan baik agar bisa memberikan manfaat langsung bagi peserta didik. Keterampilan dalam mengolah limbah kertas sangat penting untuk dikenalkan kepada siswa, sebagai upaya menciptakan generasi yang memiliki karakter, kreatif, hemat, sehat, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 yang bertujuan membangun potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berilmu, kritis, kreatif, inovatif, serta peduli lingkungan.
B. Proses Pengumpulan dan Pemanfaatan Kertas Bekas
Untuk mengatasi masalah sampah kertas di MTsN 10 Ngawi, penulis memulai inisiatif kegiatan memanfaatkan kertas bekas dari sekolah maupun dari rumah peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran. Kertas yang tidak terpakai ini kemudian digunakan kembali untuk menulis, menggambar, atau membuat tugas siswa dengan pengolahan sederhana, sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja.
Awalnya, kegiatan ini hanya dilakukan oleh penulis sebagai guru bidang studi IPA, namun akhirnya diikuti oleh semua guru di MTsN 10 Ngawi. Siswa dan guru sudah terbiasa mengumpulkan kertas bekas dan memanfaatkannya sebagai buku catatan dan tugas harian. Kebiasaan ini tidak hanya dilakukan di sekolah, namun juga diteruskan di rumah masing-masing.
Kertas bekas yang dikumpulkan menjadi sarana pembelajaran di sekolah, seperti buku catatan, lembar jawaban, dan buku latihan. Di setiap kelas, ruang guru, dan tata usaha disediakan kotak untuk menampung kertas bekas, dan seiring waktu, kegiatan ini menjadi kebiasaan baik di kalangan siswa maupun guru, didukung pula oleh komite sekolah dan orang tua siswa. Program ini telah berjalan selama hampir lima tahun di MTsN 10 Ngawi, dan manfaatnya dirasakan oleh semua pihak, baik guru, siswa, maupun orang tua.
C. Tujuan dan Manfaat Pemanfaatan Kertas Bekas
-
Meningkatkan Kesadaran Terhadap Penggunaan Kertas
Siswa diajarkan untuk lebih menghargai kertas, yang bukan hanya sekedar lembaran kosong, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mencatat pelajaran, sehingga mereka tidak membuang-buang kertas yang masih bisa digunakan. -
Melatih Cinta Lingkungan yang Bersih dan Sehat
Dengan pengumpulan kertas bekas, sekolah menjadi lebih bersih dari sampah kertas. Siswa pun diajarkan nilai pentingnya menjaga kebersihan, yang merupakan bagian dari iman. -
Meningkatkan Kesadaran Hemat
Siswa dilatih untuk tidak boros dan memanfaatkan kembali kertas yang masih dapat digunakan, sebagai salah satu bentuk penghematan dan pengendalian pengeluaran. -
Membangun Kepekaan Sosial
Pemanfaatan kertas bekas menumbuhkan rasa kebersamaan, di mana semua siswa memiliki alat tulis yang sama dan tidak ada yang merasa minder atau berbangga diri karena buku tulisnya. -
Memotivasi Belajar
Kegiatan ini membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar karena mereka bisa menulis dan menyimpan hasil kerja mereka pada buku yang dihasilkan dari kertas bekas yang mereka kumpulkan sendiri. -
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Kegiatan ini memberikan rasa bangga pada siswa, khususnya mereka yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, karena mereka dapat menghasilkan alat tulis sendiri tanpa mengeluarkan biaya tambahan. -
Meningkatkan Kreativitas
Siswa bebas mengekspresikan ide dan daya kreativitas mereka dalam memanfaatkan kertas bekas menjadi berbagai alat tulis. Ini juga menumbuhkan sikap kompetitif untuk menghasilkan karya terbaik. -
Mengembangkan Potensi Bakat dan Minat
Melalui pemanfaatan kertas bekas, bakat dan minat siswa dapat dikenali, di mana mereka termotivasi untuk menghasilkan karya dengan tampilan yang menarik. -
Mengurangi Penebangan Hutan
Pemanfaatan kertas bekas turut berkontribusi dalam mengurangi kebutuhan akan kertas baru, yang pada akhirnya membantu mengurangi penebangan hutan. -
Menjaga Kelestarian Hutan sebagai Paru-paru Dunia
Melalui kegiatan ini, siswa diajarkan bahwa menjaga kelestarian hutan penting untuk kelangsungan kehidupan manusia dan alam. Ini menjadi bagian dari pendidikan karakter yang menekankan pentingnya menjaga lingkungan.
D. Kesimpulan
Inisiatif pemanfaatan kertas bekas di MTsN 10 Ngawi menunjukkan bahwa kegiatan sederhana ini memiliki dampak yang luas, mulai dari menjaga kebersihan lingkungan sekolah, mengurangi beban ekonomi orang tua, hingga menumbuhkan karakter siswa yang peduli lingkungan, hemat, dan kreatif. Harapannya, kegiatan ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat sampah kertas.
~Tsansega News~